Tilik Ternak

PENDAHULUAN

Ilmu tilik ternak merupakan ilmu pengetahuan untuk memberi pertimbangan dalam menentukan sesuatu tipe dan kapasitas ternak sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dalam waktu yang sangat singkat. Ilmu tilik ternak sangat dibutuhkan karena dipasar atau ditempat pemasaran hewan, recording atau catatan tidak tersedia. Penilaian ternak secara eksterior merupakan ilmu pengetahuan yang memberi pertimbangan untuk memilih suatu ternak sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.

Ilmu tilik ternak secara umum yaitu memilih ternak. Tipe ternak yang sehat dapat dilihat dari mata, rambut/bulu, kulit, sikap berdiri, gerak, nafsu makan dan lain- lain. Sebagai contoh memilih ternak potong/pedaging dengan melihat bagaimana ternak tersebut memproduksi daging (kemampuan untuk memproduksi daging), efisiensi pemeliharaan, serta peningkatan ekonomi.

Untuk mendapatkan bibit sapi potong yang bermutu perlu di lakukan pengawasan mutu bibit sesuai dengan standar, salah satu langkah pengawasan adalah perlunya di lakukan pemilihan/ penilaian sapi potong. Seleksi atau pemilihan sapi yang akan dipelihara merupakan salah satu faktor penentu dan mempunyai nilai strategis dalam upaya mendukung terpenuhinya kebutuhan daging, sehingga diperlukan upaya pengembangan pembibitan sapi potong secara berkelanjutan.

 

 

 

Tujuan dan Kegunaan

            Tujuan dilakukannya Paktikum Ilmu Tilik Ternak adalah untuk menilai seekor ternak secara eksterior (tampilan luar).

Kegunaan dilakukannya Praktikum Ilmu Tilik Ternak adalah untuk memberi pertimbangan dalam menentukan sesuatu tipe dan kapasitas ternak sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dalam waktu yang sangat singkat

 

 

 

 

 

 

 

 

 

METODOLOGI PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat

            Praktikum Ilmu Tilik Ternak dilakukan pada hari Rabu, tanggal 28 Oktober 2009, pukul 13.00 WITA sampai selesai, bertempat di Animal Center Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Praktikum

Alat – alat yang digunakan pada praktikum Ilmu Tilik Ternak adalah alat tulis- menulis seperti buku dan pulpen.

Bahan – bahan yang digunakan pada Praktikum Ilmu Tilik Ternak adalah seekor sapi bali yang sedang terikat dan berdiri sempurna.

Metode Praktikum

            Metode praktikum Ilmu Tilik Ternak adalah mengikat  seekor ternak sapi bali, kemudian melihat dan mengamati bentuk – bentuk dari seluruh bagian eksterior (bagian luar) dan juga merabah badan  dari ternak sapi bali tersebut serta mencatat hasil yang diperoleh.

 

 

 

 

 

Parameter yang Diukur

            Bagian tubuh ternak yang dinilai dibagi kedalam 5 bagian yaitu :

  1. Keadaan Umum :
  • Berat badan                                  –  Kondisi
  • Bentuk                                          – Kualitas
  1. Kepala dan Leher :
  • Mulut                                            –  Muka
  • Mata                                              –  Telinga
  • Dahi                                              – Leher
  1. Bagian Depan :
  • Bahu     –  Brisket     –  Kaki
  1. Badan :
  • Cest       –  Punggung     –  Loin
  • Ribs       –  Flank
  1. Bagian Belakang
  • Hock
  • Round/Thighs
  • Twist
  • Kaki

 

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

            Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa penilikan dilakukan pada seekor ternak sapi bali jantan yang terikat dan berdiri sampurna. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :

  1. Keadaan Umum
  • Ø Berat badan                :    berat badan sedang, pada umur muda
  • Ø Bentuk                        :    –     Perut besar dan lebar

–          Tinggi badan sedang

–          Bentuk umum kotak selinder

–          Leher sedang

–          Kaki sempit

–          Rump sedang

  • Kondisi                      :    Penampakan kulit yaitu longgar dan kasar
  • Kualitas                     :    –     Kepala dan leher (halus dan kasar)

–          Bulu agak kasar

–          Kulit tidak keras (lunak dan berisi)

  1. Kepala dan Leher (panjang dan kecil)
  • Mulut                          :    kecil dengan lubang hidung kecil
  • Mata                           :    besar dan bersih
  • Dahi                            :    sempit dan kecil
  • Muka                          :    pendek dan sempit
  • Telinga                        :    cukup halus dan berdiri
  • Leher                          :    sedang dan sempit
  1. Bagian Depan
  • Bahu                           :    daging penuh dan cukup lemak
  • Brisket                        :    tampak rapih
  • Kaki                            :    tidak terlalu pendek dan sempit
  1. Badan
  • Cest                            :    sempit
  • Punggung                   :    lurus agak halus dan cukup lemak
  • Loin                            :    lurus dan agak halus
  • Ribs                            :    bulat menggelembung, cukup daging
  • Flank                           :    penuh dan pendek
  1. Bagian Belakang : tampak blat dan tidak terlalu gemuk
  • Hock                           :    agak halus
  • Rump                          :    agak lebar, panjang halus dan pangkal ekor sempit
  • Round/ thighs             :    agak bulat
  • Twist                          :    agak penuh dan agak pendek
  • Kaki                            :    tidak terlalu panjang dan sempit, tulang halus

 

 

Pembahasan

            Berdasarkan  praktikum yang dilakukan maka didapatkan hasil bahwa pada sapi bali jantan dapat dikatakan berat badannya sedang pada umur muda, bentuk perut besar dan lebar, tinggi badan sedang, bentuk umum kotak selinder, leher sedang, kaki sempit, dan rump sedang, penampakan kulit longgar dan halus, bulu agak kasr dan kulit tidak keras atau lunak dan bersih. Sapi Bali merupakan sapi keturunan Bos sondaicus/ Bos banteng yang berhasil dijinakkan. Beberapa hasil penelitian bahwa sapi bali tergolong sapi yang cukup subur, sehingga sebagai pilihan ternak sapi bibit yang cukup potensial.

Hal ini sesuai  dengan Anonim (2009a), yang menyatakan bahwa Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi asli Indonesia dan merupakan hasil domestikasi dari banteng liar (Bibos banteng). Sapi Bali sering disebut “sapi perintis” karena mempunyai keunggulan dibandingkan sapi asli lainnya dalam mempertahankan daya hidupnya. api Bali mempunyai ciri khusus berwarna merah bata, tetapi yang jantan dewasa berubah menjadi hitam.

Tanda-tanda khusus Sapi Bali, adalah warna putih pada bagian bagian belakang paha dan pantat, pinggiran bibir atas, kaki bagian bawah mulai tarsus dan carpus sampai batas pinggir kuku, bulu pada ujung ekor, bulu pada bagian dalam telinga putih, terdapat garis belut (garis hitam) yang jelas Nampak pada bagian atas punggung.

Kepala dan leher yang telihat pada sapi bali jantan yang ditilik yaitu panjang dan kecil dengan mulut kecil dan lubang hidung kecil, mata besar dan bersih, dahi bersih dan sempit, muka pendek dan sempit, telinga cukup halus, serta leher sedang dan sempit. Hal ini sesuai dengan Anonim (2009b) yang menyatakan bahwa Peneliaian bentuk luar (dengan judging). Dalam judging, ada bagian-bagian tubuh ternak yang mendapat penilaian lebih tinggi sesuai dengan tujuan yaitu :

a. Pemilihan induk berdasarkan penampilannya

– Berfostur tubuh baik, kaki kuat dan lurus

– Ambing/putting susu normal, halus, kenyal, tidak ada infeksi atau pembekakan.

– Bulu halus, mata bersinar.

– Nafsu makan baik.

– Alat kelamin normal, tanda-tanda berahi teratur.

– Sehat, tidak terlalu gemuk dan tidak cacat.

– Umur siap kawin (kurang lebih 2 tahun).

b. Pemilihan pejantan berdasarkan penampilannya.

– Postur tubuh tinggi/besar, dada lebar dan dalam.

– Kaki kuat, lurus dan mata bersinar.

– Bulu halus.

– Testis simetris dan normal.

– Sex libidonya tinggi (agresif).

– Memberikan respon yang baik terhadap induk yang sedang berahi.

Untuk menentukan bakalan yang akan dipilih dalam usaha penggemukan, dapat ditentukan berdasarkan penampilan sapi dengan melakukan penilaian/scoring. Sapi dengan skor tubuh 1, terlihat tidak adanya lemak pada pangkal ekor dan iga pendek, sapi dengan penampilan seperti itu dapat dikatakan terlalu kurus, bermutu rendah dan mungin sebelumnya pernah sakit. Sapi dengan iga pendek terlihat dan terasa sudah agak tumpul, pada pangkal ekor terhadap sedikit lemak mendapatkan skor tubuh 2, dengan mutu yang cukup. Sapi dengan skor tubuh 3, iga pendek sulit untuk dirasakan, pangkal ekor mulai gemuk, dan kantong pelir sudah mulai terisi. Sapi dengan skor tubuh 4, telah mencapai tingkat gemuk sehingga penambahan berat badan selanjutnya akan menjadi mahal dan tidak menguntungkan.

Pertumbuhan gigi seri seekor ternak dapat digunakan untuk pendugaan umur ternak berdasarkan pertumbuhan gigi seri. Hal ini sesuai dengan Anonim (2009c) yang menyatakan bahwa, Pendugaan umur berdasarkan gigi seri dapat digunakan pada ternak umur satu sampai enam tahun. Gigi seri susu dalam tanggal, ternak sapi tersebut berumur 1,5 tahun. Gigi lebar dua buah tumbuh sempurna, ternak berumur 1,9 tahun. Gigi seri susu dalam tanggal, ternak sapi berumur 2,3 tahun. Gigi lebar empat buah tumbuh sempurna, ternak sapi berumur 2,5 tahun. Gigi susu tengah luar tanggal, ternak sapi berumur 2,9 tahun. Gigi lebar enam buah tumbuh sempurna, ternak sapi berumur 3 tahun. Gigi seri ujung tanggal, ternak sapi berumur 3,5 tahun. Semua gigi seri lebar sudah kelihatan, ternak sapi berumur 3,9 tahun. Pergantian gigi seri selesai, berumur 4 tahun. Gigi ujung memperlihatkan tanda-tanda pergeseran bedang berasah pada gigi dalam berurutan ke gigi tengah luar bertambah lebar, tiga cicin tanduk, ternak sapi berumur 5 tahun.

Dalam usaha penggemukan, bakalan yang akan digemukkan harus cocok untuk iklim tropis. Syarat-syarat bakalan yang baik, antara lain adalah :

–            Umur : 1,5 – 2,5 tahun atau giginya sudal poel satu (laju pertumbuhan tinggi, efisiensi dalam penggunaan pakan).

–            Jenis kelamin : sebaiknya dipilih jantan atau jantan kastrasi (steer), karena lebih cepat pertumbuhannya daripada betina.

–            Kesehatan : sehat, kulit lentur dan bersih, mata bersinar, nafsu makan baik.

–            Kondisi fisik : badan persegi panjang, dada lebar dan dalam, temperamen tenang, kondisi sapi boleh kurus tetapi sehat, pertumbuhan kompensasi.

–            Bangsa : mudah beradaptasi dan berasal dari keturunan/genetic yang baik. (Anonim, 2009d).

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009a. Budidaya Hewan Ternak.  http://www /single.php.htm#. (Diakses, senin, 10/11/2009).

 

______. 2009b. Budidaya Ternak Sapi Potong. http://www.ristek.go.id. (Diakses, senin, 10/11/2009).

 

______. 2009c. Pemilihan dan Penilaian Ternak Sapi Potong Calon Bibit. http://disnaksulsel.info/index2.php?option=com. (Diakses, senin, 10/11/2009).

 

______. 2009d. Perbaikan Mutu Genetik dan Seleksi Bibit Ternak Sapi. http://selayangpandangilmiah/perbaikanmutugenetikdanseleksibibit/com. (Diakses, senin, 10/11/2009).

 

Tinggalkan komentar